20100805

My Mom "Engkau tetap hidup"

Semua ini tak mudah untukku menjalani
Tersimpan rapi dalam memory otakku
Engkau melangkah dengan kebimbangan
Aku tidak bisa, karena aku masih terlalu muda untuk mengerti
Lima tahun, aku hanya memohon lewat mataku
Tolong jangan tinggalkan kami...
Tapi hanya usapan yang kudapatkan dan engkau berpaling
Tapi aku tahu engkau akan kembali untuk kami
Engkau tidak bisa meninggalkan kami karena cintamu terlalu besar buat kami

Masa transisi yang kualami berat dan aku pernah meragukanmu..
Kakakku menjadi idola bagiku dan engkau menjadi cadangan
Aku membandingkan cintamu dengan materi
Aku berontak, karena memendam hasrat yang harusnya terpenuhi
Kebencian tertanam, egoku menantang meninggalkanmu
Tidak akan ada yang peduli. Tapi aku salah.

Aku mengatupkan gigi ketika sapu ditanganmu mendarat dikepalaku
Aku menahan malu, ketika engkau mengingatkanku sebagai perempuan dewasa
Aku marah ketika aku harus bolos karena menggantikanmu di pasar
Aku sedih ketika engkau harus berdebat dengan orang lain karena kebutuhan kami
Aku menangis ketika engkau kecelakaan, dan papa tidak ada disampingmu
Aku bahagia ketika engkau mendukungku saat aku pacaran
Aku cemburu ketika engkau membanggakan orang lain
Kedewasaan membuat cintaku makin memuncah
Tidak akan ada habisnya aku membanggakanmu dan memujamu
Tanpamu aku tidak akan bisa mengenal Tuhan
Tanpamu aku tidak akan bisa melayani orang lain.

Aku terperangah saat kembali untuk menjengukmu
Airmata mengalir saat engkau menyambutku
Ketakutan membanjiri seluruh jiwaku
Aku belum siap menerima kerentaanmu
Dan engkau mengerti kekalutan dan ketakutanku
Tapi engkau hanya berbisik, “aku memang sudah tua”

Aku ingin membahagiakanmu sedaya mampuku, membalas semua cintamu
Walau aku sadar,sampai ajal menjemputku, Cintamu tidak bisa terbayar
Namamu selalu terucap di tiap doa malamku, syafaatku.
Untuk kesehatanmu dan berharap mujizat datang



Aku tidak bisa menahan hati untuk menghalau firasatku
Dan aku datang untuk menjengukmu dan sakit yang tetap ada
Tuhan, dimana Engkau?? kenapa sakit itu tetap ada???
Aku merasa Tuhan itu semakin jauh.

Mimpi-mimpi malam membuatku menangis
Wajahmu dan suaramu mengganggu pikiranku
Lewat jarak jauh engkau mengeluh karena rasa sakit
Aku hanya mengatakan “mama akan sehat, bahkan sampai saat kami menikah nanti”
Engkau tetap mengeluh dan membawaku kembali menjengukmu
Aku menangis dan membungkuk saat memelukmu yang tergolek lemah
Bukan sosok mama yang kubenci ketika engkau memukulku
Sepanjang malam aku terjaga dan menangisimu
Engkau begitu tersiksa menahan rasa sakit itu
Seandainya sakitnya bisa dipindahkan, aku siap menerimanya
“Tuhan, jadilah kehendakMu bagi mama kami”
Pasrah, berserah, menjadi teriakan dan isakan kami

Tapi Tuhan memberi kami kesempatan untuk senyumnya
Dia pulih. Thank’s God

Waktunya sedikit sekali...
Bagaikan lilin yang hampir padam, Sesaat saja engkau memberi kami senyum
Aku merasakan sesak dan tanah yang kupijak tak lagi utuh
Aku menangis, meronta, menjerit “Tuhan, dimana Engkau??”
Semuanya menjadi hampa,Pahit dan kering

Aku tidak bisa menerima jasadmu yang membujur kaku seperti batu
Aku ingin melihatmu berdiri menyambut kepulanganku dan tersenyum
Aku tidak bisa menerima engkau hanya diam didalam rumahmu
Aku ingin melihatmu menarik selimut dari tubuhku untuk membangunkanku

Aku tidak akan siap dengan kepergianmu
Aku tidak siap berdiri saat aku akan menikah nanti
Aku tidak siap melihat papa sendiri
Aku tidak pernah siap melihat engkau kedinginan di dalam tanah sana.

Bagaimana aku harus menjalani semua ini
Hingga detik ini engkau selalu hadir dalam mimpiku
Hingga detik ini, airmata tetap saja membanjiri bantal tidurku
Bagaimana aku akan menjalani hidupku
Semua ini terlalu berat bagiku.


Ibu kami tercinta dipanggil kepangkuan Bapa di sorga
“Ny.R.Simanjuntak br sihotang”
Minggu, 18 Oktober 2009, Pukul 16.00 Wib (Filipi 21:1)

HIlang

Dengarlah, aku akan berkata-kata untukmu
Semakin banyak yang ingin kututurkan
Lidahku tidak bisa menahan lagi
Aku tak tahan melihat bahagiamu datang

Duduklah sejenak bersamaku sebelum waktunya tiba
Aku harus memelukmu dan mengucap kata pisah
Terlalu lama merajut mimpi semu denganmu
Berdampingan denganmu tidak lagi menjadi mimpiku

Arahkan hatimu yang sepenggal sejenak bagiku disini
Tiliklah hati, apa yang menjadi hiasannya
Aku menggengam hati yang rusak
Aku ingin membebat luka itu tanpa rasa

Tataplah aku walau aku tidak menarik untukmu
Mengapa kita membuat waktu terbuang percuma
Tatapan itu tidak akan pernah bertemu dalam satu titik
Tetapi akan menjadi catatan hati yang tetap hidup

Tidak sabar mereka menyambut kembali
Kerinduan, Kesepian dan rasa hilang
Aku akan merajut waktu dalam dekap
Dekapan kehilangan, ketidakbahagiaan dan keraguan
Yang setia menungguku kembali